PROSES MENULIS KREATIF


Apa itu menulis kreatif?
Menulis saja susah, apalagi masih ditambahi dengan kreativitas.
Tapi membaca tulisan yang penuh dengan ide kretaif lebih menarik dibanding dengan tulisan yang monoton dengan bahasa yang kaku, bukan?

Dengan menulis kita dapat menuangkan ide yang berkeliaran dalam otak kita, bisa sebagai wujud pengendalian pikiran agar ide-ide itu tidak menjadi liar atau  tersalurkan dengan cara yang salah. Pada gilirannya, semakin banyak ide yang kita tuangkan, semakin banyak tulisan yang kita buat, dapat mengasah keterampilan menulis kita menjadi semakin bagus. Semakin suatu keterampilan didalami, dapat menjadi suatu profesi, sebagai sumber finansial kita. Dan profesi yang menyenangkan adalah profesi yang berangkat dari kesukaan atau hobi.

Apa saja bahan yang diperlukan untuk menulis kreatif?
1.      Ide dan imajinasi
Ide dan imajinasi adalah bahan paling mahal, sebab tak semua orang dapat memiliki ide dan imajinasi yang melahirkan karya yang diminati banyak orang.
2.      Cara pandang yang berbeda
Memakai cara pandang orang kebanyakan dalam tulisan kita hanya akan menjadikan tulisan kita biasa saja. Menghadirkan cara pandang yang tak biasa dan jarang ditemui akan menjadi poin plus tersendiri untuk tulisan kita.
3.      Gaya bahasa yang tidak biasa
Gaya bahasa yang monoton akan membosankan pembacanya. Gaya bahasa yang puitis atau menyastra, lebih disukai selama puitisnya tidak lebai dan menggunakan bahasa yang melambai-lambai, atau kata lainnya tetap masuk akal.
4.      Kepekaan
Kepekaan perlu dilatih agar dapat menghasilkan karya yang kreatif. Melatih kepekaan dapat dengan cara banyak membaca karya orang lain dan menulis yang rutin. Dapat pula dilakukan dengan pementasan, karena dalam pementasan kita akan dituntut untuk lebih ekspresif. Jadi tidak hanya mengumpulkan ide dari bacaan lalu menuangkannya lewat menulis, tapi juga perlu diekspresikan lewat pementasan.

Sudah susah-susah melatih diri untuk menulis kreatif, lalu apa sih manfaatnya menulis kreatif?
1.      Melatih berfikir tertib dan teratur.
Menulis itu tidak serta merta menulis semau kita, ada kaidah dan aturannya dalam setiap jenis tulisan. Misal, menulis berita harus dengan bahasa yang lugas, baku, singkat. Berbeda dengan menulis karya sastra seperti puisi, cerpen atapun novel yang bahasanya menyastra dan dengan beragam diksi.
2.      Dokumentasi pribadi.
Istilahnya, meski raga sudah berkalang tanah, selama kita masih memiliki karya, nama kita akan abadi dikenang zaman selama banyak yang membacanya. Sebab karya cipta mewakili penulisnya.
3.      Finansial.
Menulis dapat menjadi profesi yang tentunya akan menghasilkann uang. Jika tulisan kita dimuat di koran dan majalah misalnya, akan ada honor yang bisa diterima. Terlebih jika banyak menulis buku yang best seller. Kesemuanya itu dapat menjadi pundi-pundi materi untuk penulisnya.
4.      Panutan publik.
Persepsi publik atau masyarakat itu, apa yang ditulis adalah mewakili penulisnya. Jika yang kita tulis adalah hal-hal yang baik, menarik dan atau bermanfaat, dijamin deh akan banyak yang menirunya, lebih-lebih akan dijadikan idola dan panutan.

Wah, sepertinya menarik ya jika bisa menghasilkan karya tulis! Lalu bagaimana caranya agar bisa menulis kreatif?
1.      Rutin menulis setiap hari.
Jadikan menulis sebagai kebutuhan, tidak harus menyita waktu jika kamu punya kesibukan yang luar biasa, meski sebentar asal disiplin InsyaAllah kamu akan menjadi penulis yang produktif menelurkan karya. Semisal kamu hanya bisa meluangkan waktu 30 menit dalam sehari, menghasilkan tulisan satu halaman. Dalam 2-3 bulan sudah bisa dibuat satu buku.
2.      Perkaya ide kita dengan banyak membaca.
Jadikan membaca sebagai agenda rutin yang tak kalah penting dari menulis. Semakin banyak baca, wawasan kita semakin luas. Semua penulis, sudah pasti adalah pembaca aktif. Paling tidak agendakan dalam satu bulan dapat membaca 1-2 buku.
3.      Masukkan prinsip atau ciri khas dirimu dalam tulisanmu.
Misalnya kamu adalah santri, masukkan ajaran Islam dalam tulisanmu. Jika sulit hingga mengutip ayat-ayat Qur’an, cukup masukkan isi atau maksudnya, seperti contohnya karya Habiburahman El-Zirazi.
4.   Sebarkan. 
    Menyebarkan tulisan baik lewat medsos, blog, atapun media cetak lainnya hingga dibukukan adalah cara terbaik untuk mengembangkan diri. Mengirimkan karya kita ke koran misalnya, kita bisa mengetahui seberapa kompetitifnya tulisan kita dengan penulis lainnya.

Nah, demikian tips memulai proses menulis kreatif kali ini dari Ekstrakurikuler Kelas Menulis MA Nurul Qarnain. Sebagai penutup, kami berikan kata-kata yang semoga dapat memotivasi kalian semua.

“Tulis apa yang kalian fikirkan. Selesaikan apa yang kalian tulis. Pikirkan kembali apa yang kalian tulis.”

Salam Literasi!
Semua peserta Kelas Menulis diminta menuliskan apa tujuan dan alasan mereka menulis, apa kesulitan dan harapan mereka ke depan selama mengikuti Ekskul yang dipandu oleh Mentor Liseh


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB TIM REDAKTUR BULETIN

PERKENALAN KMNQ